Kelompok
umat Islam ini adalah kelompok elit umat Islam. Mereka adalah
sekelompok kecil kaum ‘fundamentalis Islam’, di tengah kelompok umat
Islam yang telah mulai lalai dari kewajiban berpegang teguh dengan
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka adalah ‘muslim-muslim militan’ yang
sangat dikhawatirkan oleh AS dan Barat akan mengancam kepentingan
mereka. Rasulullah saw menamakan kelompok ini sebagai ath-thaifah al-manshurah,
kelompok yang mendapatkan kemenangan. Penamaan ini merupakan sebuah
janji kemenangan bagi kelompok ini, baik dalam waktu yang cepat maupun
lambat, baik kemenangan materi maupun spiritual.
Di antara hadits-hadits tentang ath-thaifah al-manshurah tersebut adalah sebagai berikut:
“Akan
senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang meraih kemenangan (karena
berada) di atas kebenaran, orang-orang yang menelantarkan mereka tidak
akan mampu menimbulkan bahaya kepada mereka, sampai datangnya urusan
Allah sementara keadaan mereka tetap seperti itu .”
“Akan
senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang berperang di atas urusan
Allah. Mereka mengalahkan musuh-musuh mereka. Orang-orang yang memusuhi
mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada mereka sampai datangnya
kiamat, sementara keadaan mereka tetap konsisten seperti itu.”
Ashabu Rayati Suud, Generasi Akhir Thaifah Mansurah yang dijanjikan
Dalam sebuah riwayat tentang Thaifah manshurah disebutkan, “Akan
senantiasa ada sekelompok umatku yang berperang di atas kebenaran.
Mereka meraih kemenangan atas orang-orang yang memerangi mereka, sampai
akhirnya kelompok terakhir mereka memerangi Dajjal.”
Riwayat
tersebut menjelaskan bahwa di akhir zaman, kelompok Thaifah Manshurah
adalah mereka yang bergabung dengan Al-Mahdi untuk memerangi musuh-musuh
Islam, dimana Dajjal adalah salah satu yang akan dikalahkan oleh
kelompok ini. Parameter kebenaran saat itulah adalah mereka yang bersama
Al-Mahdi, sedang mereka yang menolak Al-Mahdi adalah munafik (hal itu
sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits fitnah duhaima’).
Sedangkan kelompok Thaifah Manshurah yang memberikan dukungan kepada
Al-Mahdi telah dijelaskan ciri-ciri mereka dalam beberapa riwayat yang
kemudian dikenal dengan nama Ashabu Rayati Suud (Pasukan Panji Hitam
dari Khurasan).
Benar,
membicarakan kemunculan Al-Mahdi tidak bisa terlepas dari membicarakan
satu kelompok manusia yang menamakan dirinya sebagai pasukan panji hitam
(Ashhabu Rayati Suud / The Black Banner). Kelompok
ini memiliki beberapa ciri khusus yang akan lebih memudahkan bagi
seseorang untuk mengenalinya. Meskipun demikian, tidak mudah bagi
seseorang untuk menjustifikasi kelompok tertentu bahwa mereka adalah
Ashhabu Rayati Suud. Sebab ciri-ciri tersebut juga banyak dimiliki oleh
banyak manusia dan kelompok, sedang riwayat yang menunjukkan asal
keberadaan mereka (Khurasan) merupakan sebuah wilayah luas yang dihuni
oleh banyak manusia.
Siapakah
sebenarnya Ashahbu Rayati Suud yang kelak menjadi pendukung Al Mahdi ?
Benarkah riwayat yang membicarakan kemunculan kelompok ini ?
Ada beberapa riwayat yang menjelaskan keberadaan kelompok ini, di antaranya adalah sebagai berikut
“Akan keluar sebuah kaum dari arah Timur, mereka akan memudahkan kekuasaan bagi Al Mahdi.”
“Dari
Khurasan akan keluar beberapa bendera hitam, tak sesuatupun bisa
menahannya sampai akhirnya bendera-bendera itu ditegakkan di Iliya
(Baitul Maqdis).”
“Akan keluar manusia dari Timur yang akan memudahkan jalan kekuasaan bagi Al ‘ Mahdi.”
lbnu Hazm menyatakan bahwa: “Bani Tamim adalah sebuah Qabilah
terbesar dalam qabilah arab dengan bilangan kaumnya yang banyak serta
rangkaian sukunya yang luas sehingga Bani Tamim dikatakan sebagai
tunggak utama bagi bangsa arab keseluruhannya …. Bahkan mereka mula
bertebaran keluar dari dunia arab sejak zaman awal Islam melalui
penyertaan mereka yang ramai di dalam bala tentera Islam. Banyak yang
digerakkan menuju ke kawasan Khurasan dan lain- lain kawasan penerokaan
wllayah …. “.
Dari beberapa dalil di atas kita dapat mengetahui bahwa Bani Tamim
adalah pembawa panji-panji hitam berada di daerah khurasan. Mari kita
kembali pada sejarah agar kita lebih mudah menkaji hal ini.
Nama wilayah ini selama kekhalifahan pada 750 CE. Khurasan adalah
bagian dari Persia (dalam kekuningan ). Di sebelah timur adalah Hind
(Sind), yang terhubung budaya sebagian besar dengan India (Hindustan).
Nama “Khorasan” berasal dari Persia Tengah khor (berarti “matahari”)
dan asan (atau ayan secara harfiah berarti “datang” atau “datang” atau
“akan datang”), maka berarti “tanah di mana matahari terbit”.
Khorasan, juga ditulis sebagai Khurasan, adalah suatu daerah yang
bersejarah yang berbaring di timur laut Persia yang telah disebutkan
dalam berbagai sumber di masa lalu.Khurasan terdiri dari kota-kota
Masyhad , Nishapur , Sabzevar dan Kashmar (sekarang di Iran ), Balkh ,
dan Herat (sekarang di Afghanistan), Merv , Nisa dan Abiward (sekarang
di Turkmenistan ), Samarqand dan Bukhara (sekarang di Uzbekistan ).
Beberapa percaya bahwa pada waktu tertentu Khorasan menutupi area yang
lebih luas, yang termasuk Transoxiana , Soghdiana , Sistan , dan
memperluas ke batas-batas India .
Setelah kita mengamati sejarah dan peta yang termasuk wilayah
khurasan adalah Iran, Pakistan, afghanistan, Turkmenistan, Uzbekistan
dan India. Karena dalam hadits Rasulullah s.a.w mengatakan ”Dari Arah
Khurasan”.
Kesimpulannya, bahwa pemimpin Bani Tamim yang membawa jamaah
panji-panji hitam berada di antara Iran, Afghanistan, Pakistan,
Turkmenistan, Uzbekistan, dan India. Kita juga akan mendapat kesimpulan
bahwa panji-panji hitam adalah suatu jamaah yang dipimpin oleh seorang
pemimpin/amir yang berketurunan Bani Tamim yang senantiasa menggunakan
dakwah sebagai senjata mereka. Mereka senantiasa menawarkan kalimah
”Lailahailallah muhammadurasulullah” kepada setiap orang yang mereka
datangi. [sumber: syiar-muslim]